Delapan sifat hamba Sang Maha Pengasih dalam surah al-Furqan
Delapan sifat hamba-hamba Allah sang maha pengasih di dalam surah al-Furqan (ayat 63-74)
Segala puji hanya milik Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, shalawat serta salam semoga tercurahkan selalu kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya yang selalu berpijak di atas sunnahnya sampai akhir hayat.
Allah ta’ala menciptakan segenap makhluk, dan di antaranya manusia yang merupakan ciptaan-Nya yang terbaik. Ada beberapa tipe manusia pemilik sifat yang dikategorikan sebagai hamba-hamba sang maha pengasih, meskipun hamba-hamba Allah ta’ala memiliki banyak kriteria, hanya saja, pada pembahasan kali ini, adalah sifat-sifat mereka yang disebutkan dalam surah ini.
Hamba-hamba Allah sang maha pengasih yang ada di muka bumi ini disebutkan di dalam al-Qur`an surah al-Furqan ayat 63-74, di dalam ayat-ayat tersebut Allah ta’ala menyebutkan ciri-ciri mereka secara detail, sehingga jelaslah bahwa bagi siapa pun seorang muslim yang menerapkan siafat-sifat tersebut maka diharapkan termasuk dalam golongan hamba-hamba sang maha pengasih.
Berikut ini urutan sifat-sifat mereka:
Sifat pertama dan kedua
Allah ta’ala berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا (63) وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا (64)
“Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “salām,” (63). Dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri (64).” (Qs. al-Furqan: 63-64).
Tafsir singkat
Dan hamba-hamba Ar-Rahman (Allah yang Maha Penyayang) yang beriman ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan penuh ketenangan. Apabila orang-orang jahil menyapa mereka dengan keburukan, mereka tidak membalasnya dengan kata-kata yang semisalnya, bahkan mereka hanya mengucapkan kata-kata baik yang dikenal oleh orang-orang jahil tersebut. Dan (mereka itu) adalah orang yang melalui malam hari dalam keadaan bersujud dengan dahi-dahi mereka dan berdiri di atas kaki-kaki mereka untuk salat menyembah Allah.
Faedah ayat:
- Sifat PERTAMA: Tidak bersikap sombong dan ketika orang-orang mengejeknya maka tidak membalasnya dengan ejekan pula bahkan mendoakan mereka supaya menjadi baik.
- Sifat KEDUA: Bangun malam untuk mendirikan shalat tahajud.
- Sombong merupakan sikap tercela dan manusia hakekatnya makhluk yang sangat lemah karenanya tidak ada yang patut disombongkan sedikitpun.
- Tidak serta-merta seorang muslim membalas ejekan orang lain dengan ejekan yang serupa, justru doakanlah orang tersebut supaya menjadi saleh.
Sifat ketiga dan keempat
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا (65) إِنَّهَا سَاءَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (66) وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا (67)
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab Jahanam dari kami, karena sesungguhnya azabnya itu membuat kebinasaan yang kekal.” (65). “Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (66). “Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar.” (67). (Qs. al-Furqan: 65-67).
Tafsir singkat
Dan (mereka itu) orang-orang yang berkata tatkala berdoa kepada Rabb mereka, “Wahai Rabb kami! Jauhkan azab Jahanam dari kami, sesungguhnya azab Jahanam itu adalah kebinasaan yang kekal lagi tetap bagi orang yang mati dalam keadaan kafir.” Sesungguhnya Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap bagi yang menempatinya, dan sejelek-jelek tempat kediaman bagi yang mendiaminya. Dan (mereka itu) orang-orang yang apabila membelanjakan harta, mereka tidak sampai mengeluarkannya secara berlebihan, dan tidak pula kikir saat membelajakannya dalam perkara wajib baik untuk diri mereka sendiri ataupun orang lain, maka pembelanjaan itu tengah-tengah antara sikap berlebihan dan kikir.
Faedah ayat:
- SIFAT KETIGA: Berdoa kepada Allah-‘Azza wa Jalla- supaya dijauhkan dari azab Jahannam.
- SIFAT KEEMPAT: Bersikap pertengahan dalam berinfaq, tidak berlebihan atau sangat perhitungan.
- Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kesudahan makhluk di akhirat, karena azabnya tak henti-hentinya ditimpakan kepada penghuninya.
- Sikap pertengahan dalam berbagai kondisi merupakan salah satu ciri orang islam.
Sifat kelima
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا (68) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا (69) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (70) وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا (71)
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat. (68). “(yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina.” (69). “Kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (70). “Dan barang siapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (71). (Qs. al-Furqan: 68-71).
Tafsir singkat
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain bersama Allah –subhanahu wa ta’ala-, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan pembunuhannya oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan Allah, -seperti orang itu adalah pembunuh, murtad, atau orang sudah menikah melakukan zina-, dan mereka tidak pula berzina. Barang siapa melakukan dosa-dosa besar ini, niscaya pada hari Kiamat kelak dia akan mendapat hukuman sebagai balasan dosa yang ia lakukan. Yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari Kiamat kelak dan dia akan kekal merasakan azab itu dalam keadaan terhina dan tercela. Akan tetapi orang-orang yang bertobat kepada Allah, beriman kepada-Nya, dan mengerjakan amal saleh yang menunjukkan kejujuran tobatnya; maka Allah akan mengganti kejahatan yang mereka kerjakan dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang bertobat dari kalangan hamba-hamba-Nya, lagi Maha Penyayang terhadap mereka. Dan orang-orang yang bertobat kepada Allah dan membuktikan kejujuran tobatnya dengan mengerjakan amal saleh dan menjauhi maksiat, maka sesungguhnya tobatnya tersebut benar-benar akan diterima.
Faedah ayat:
- Sifat KELIMA: Hamba yang bertauhid, tidak membunuh, dan tidak berzina.
- Hamba yang bertauhid ialah hamba yang hanya beribadah kepada Allah-‘Azza wa Jalla-.
- Bagi yang menyekutukan Allah-ta’ala- atau berbuat kesyirikan, membunuh (tanpa sebab syar’i), dan berzina maka azabnya akan dilipatgandakan serta kekal di dalamnya.
- Allah –subhanahu wa ta’ala- akan menerima tobat seseorang yang benar-benar bertobat dan beramal saleh.
Sifat keenam dan ketujuh
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72) وَالَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمًّا وَعُمْيَانًا (73)
“Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berguna, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya.” (72). “Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka, mereka tidak bersikap sebagai orang-orang yang tuli dan buta.” (73). (Qs. al-Furqan: 72-73).
Tafsir singkat
Dan orang-orang yang tidak menghadiri hal-hal batil; seperti masuk ke tempat-tempat maksiat dan hiburan yang haram. Apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengucapkan dan mengerjakan perbuatan yang sia-sia, mereka hanya melewatinya begitu saja sembari menjaga kehormatan diri mereka sendiri yaitu tidak berkumpul dan berbaur dengan mereka. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Allah yang didengar ataupun dipandang, mereka tidaklah menutup telinga mereka dari mendengar ayat-ayat yang didengar tersebut, dan tidak pula menutup mata mereka dari ayat-ayat yang dipandang tersebut.
Faedah ayat:
- SIFAT KEENAM: Tidak mau memberikan saksi palsu dan tidak ikut serta dalam kumpulan orang-orang lalai yang tidak membawa faedah dunia maupun akhirat.
- SIFAT KETUJUH: Bila mendengar ayat-ayat Allah-ta’ala-, mereka pun menyimak dan mengamalkannya.
- Seorang mukmin sepantasnya meninggalkan perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, terlebih jika perkara tersebut merugikan akhiratnya, maka lebih layak untuk dihindari.
- Hendaknya seorang mukmin mendengar nasihat dari saudaranya seiman serta sesegera mungkin mengubah sikapnya yang keliru tersebut.
Sifat kedelapan
Allah ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (74) أُولَئِكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَامًا (75) خَالِدِينَ فِيهَا حَسُنَتْ مُسْتَقَرًّا وَمُقَامًا (76) قُلْ مَا يَعْبَأُ بِكُمْ رَبِّي لَوْلَا دُعَاؤُكُمْ فَقَدْ كَذَّبْتُمْ فَسَوْفَ يَكُونُ لِزَامًا (77)
“Dan orang-orang yang berkata, “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (74). “Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam.” (75). “Mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” (76). “Katakanlah (Muhammad, kepada orang-orang musyrik), “Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena ibadahmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadah kepada-Nya), padahal sungguh, kamu telah mendustakan-Nya? Karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu).” (77). (Qs. al-Furqan: 74-77).
Tafsir singkat
Dan orang-orang yang berkata dalam berdoa kepada Rabb mereka, “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri dan anak-anak kami orang yang bisa menjadi penyejuk hati kami karena ketakwaan dan keistikamahannya di atas kebenaran, dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa dalam kebenaran, serta sebagai teladan bagi orang lain. Mereka yang memiliki karakter yang disebutkan di atas, adalah orang-orang yang dibalasi dengan kamar-kamar yang tinggi dalam surga Firdaus yang tertinggi, karena kesabaran mereka dalam ketaatan, dan di dalamnya mereka disambut oleh para Malaikat dengan penghormatan dan ucapan selamat, dan di dalamnya pula mereka diselamatkan dari berbagai bahaya. Mereka kekal tinggal di dalamnya. Sungguh Surga itu sebaik-baik tempat tinggal dan tempat kediaman yang mereka tempati. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang kafir yang terus-menerus berada dalam kekafirannya, “Rabbku tidaklah peduli pada kalian karena adanya manfaat ketaatan kalian yang kembali kepada-Nya. Kalaulah bukan karena ada hamba-hamba-Nya yang senantiasa berdoa kepada-Nya dengan doa ibadah dan doa permohonan, niscaya Dia tidak akan mengindahkan kalian. Sungguh kalian telah mendustakan Rasul terkait apa yang dia bawa untuk kalian dari sisi Rabb kalian. Karena itu, kelak balasan pendustaan kalian pasti akan senantiasa mengikuti kalian.”
Faedah ayat:
- SIFAT KEDELAPAN: Berdoa kepada Allah-subhanahu wa ta’ala- agar dikaruniai keluarga yang saleh dan salehah , menyenangkan hati, serta bisa menjadi panutan kelak bagi orang lain.
- Bagi seorang mukmin yang memiliki delapan sifat tersebut, akan diberi balasan oleh Allah-‘Azza wa Jalla- berupa kedudukan yang tinggi disurga, disambut dengan penuh penghormatan oleh para malaikat, dan akan kekal di dalamnya.
- Balasan ini merupakan buah dari kesabaran seorang hamba dalam melakukan ketaatan selama hidupnya di dunia.
- Semoga kita bisa menerapkan kedelapan sifat hamba Allah-ta’ala- yang tertera dalam surat al-Furqaan ini. Amiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Kita memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar diberikan kekuatan untuk tetap istikamah di atas jalannya serta tergolong sebagai hamba-hamba sang maha pengasih yang disebutkan di dalam ayat-ayat di atas. Amiin.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikutnya yang istikamah di atas jalannya.
Wallahu a’lam.
Oleh: Ahmad Taufik Arizal, Lc.
Referensi:
- At-Tafsir al-Muyassar.
- Aisarut Tafasir Karya Syeikh Abu Bakar al-Jaza`iri.
- https://quranenc.com/ar/browse/indonesian_affairs/25
- https://quranenc.com/ar/browse/indonesian_mokhtasar/25#63