Menjadi Pendengar Yang Baik
Sesungguhnya perbuatan manusia akan ditimbang kelak pada hari kiamat. Apabila kebaikannya yang lebih berat, ia akan merasakan kebahagiaan yang belum pernah dirasakan saat di dunia yaitu masuk kedalam surga dan menikmati segala hidangannya. Namun, apabila sebaliknya, keburukannya yang lebih berat, ia merasakan kesengsaraan yang belum pernah dirasaakan sakitnya saat di dunia, yaitu masuk kedalam Neraka yang penuh dengan berbagai macam sikasaan yang sangat menyakitkan. Hal ini sebagaimana Allah Ta’ala ingatkan kita di dalam Surat Al Qari’ah ayat 6 – 11; “Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, maka ia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya. Maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Dan tahukah ka,u apakah Neraka Hawiyah itu? Ia adalah api yang sangat panas.”
Untuk itulah setiap manusia hendaknya selalu berusaha beramal dengan amalan yang nantinya mampu memperberat timbangan kebaikannya. Diantara amalan yang akan memperberat timabangan seseorang adalah “Akhlaq yang baik”. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:”Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dari Akhlaq yang baik di dalam timbangan manusia.”(HR. Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al Albani)
Diantara bentuk akhlaq yang baik adalah “Menjadi Pendengar Yang Baik”. Betapa banyak orang yang awalnya berjauhan tidak saling kenal kemudian jadi dekat karena akhlaq ini. Begitu juga sebaliknya, betapa banyak orang yang awalnya dekat jadi berjauhan karena akhlaq ini. Ada sebuah kata mutiara yang sangat memotifasi “Jadilah Pendengar Yang Baik, Niscya Akan Anda Kuasai Hati Orang Lain.”
Diantara hikmah mengapa Allah Ta’ala jadikan untuk kita dua telinga dan satu mulut adalah agar kita banyak mendengar daripada berbicara. Ketika seseorang bisa menjadi pendengar yang baik, niscaya ia akan lebih banyak hafalan dan ilmunya. Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sesungguhnya dijadikan untukmu dua telinga dan satu mulut agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara” (Al Adab Al Islamiyyah Lithtiflil Muslim. Syaikh Abu Ammar Rahimahullah)
Diantara adab mendengar yang hendaknya dilakukan oleh seseorang agar menjadi pendengar yang baik adalah;
- Diam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang membersihkan diri dan mandi di hari Jum’at, bersegera (ke masjid), mendekat, mendengar dan diam. Niscaya baginya pahala setiap langkahnya berpahala satu tahun puasa dan shalat.” (HR. At Tirmidzi. Dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah)
Dalam Riwayat lain yang diriwayatkan oleh Anas bin malik Radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang wukuf di Arafah dan matahari hampir tenggelam, lalu beliau bersabda kepada Bilal bin Rabah radhiyallahu ‘anhu: “Wahai Bilal! Suruhlah orang-orang untuk diam” Bilal radhiyallahu ‘anhupun berdiri dan berkata: “Diamlah kalian semua untuk mendengarkan Rasululullah! Orang-orangpun terdiam kemudian beliau bersabda…..(HR. Ibnul Mabarak. Dishahihkan oleh Syaikh Al Arna’ut)
Al Khabbab Radhiyallahu ‘anhu berkata; “kami pernah duduk dipintu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliaupun menemui kami sambil bersabda: “Dengarkanlah! Kami menjawab: “Kami sudah siap mendengar. Beliau bersabda lagi: “Dengarkanlah! Kami menjawab: “Kami sudah siap mendengar” beliau bersabda lagi: “ Dengarkanlah! Kami menjawab: “Kami sudah siap mendengar” ………(HR. Ibnu Hibban. Dihasankan oleh Syaikh Al arna’ut rahimahullah) terkait dengan hadits ini Prof Dr. Fadhl Ilahi rahimahullah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengulang sabdanya (Dengarkan) kepada para muridnya hingga tiga kali sebelum berbicara dihadapan mereka – wallahu a’lam- agar mereka diam dan sepenuhnya mendengar apa yang akan disampaikan kepada mereka.(“Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Sang Guru Yang Hebat. Prof.Dr. Fadhl Ilahi)
- Tidak Memotong Pembicaraan
Hasan bin Ali Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Wahai anakku! Apabila engkau menyimak pembicaraan ulama’ , hendaklah engkau lebih banyak mendengar daripada berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaiamna engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah kamu memotong pembicaraan seseorang meski panjang lebar hingga ia menyelesaikannya.” (www. Hidayatulloh.com)
Syaikh As Sa’diy rahimahullah berkata: “sesungguhnya merebut pembicaraan orang yang sedang berbicara adalah termasuk adab yang buruk. “(www. Islam.com)
- Tidak Merasa Lebih Tahu
‘Atha’ bin Rabah rahimahullah berkata: “sesungguhnya ketika ada seorang pemuda berbicara dengan sebuah pembicaraan, niscaya aku akan mendengarkannya seakan-akan aku belum pernah mendengarnya meskipun aku telah mendengarnya sebelum pemuda itu dilahirkan.” (Al adabul islamiyyah Liththiflil Muslim)
As Sa’di rahimahullah berkata: “Diantara adab yang baik adalah apabila ada seseorang yang berbicara kepadamu tentang sebuah perkara agama atau dunia, janganlah merebut pembicaraannya meskipun engkau sudah mengetahuinya.”(www.islam.com)
- Menghadapkan Wajah
Prof. Dr. Fadhl Ilahi rahimahullah dalam bukunya “Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Sang Guru Yang Hebat” menyampaikan perkataan orang-orang shaleh terdahulu tentang anjuran menghadapkan wajah kepada orang yang sedang berbicara dengannya. Diantaranya adalah perkataan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu :”Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar, maka kami menghadap beliau dengan pandangan kami.” (HR. At Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
Imam At Tirmidzi rahimahullah berkata:”Dalam hal ini (menghadapkan wajah kepada khatib) menurut para ulama’ dari kalangan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan lainnya mengamalkannya adalah Sunnah
Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam bukunya “Fathul Bari” :”Diantara hikmah mereka memandang imam adalah agar mereka siap mendengar perkataannya. Hal ini sebagai bentuk adab dengan imam ketika mendengar pembicaraannya. Apabila ia menghadap dengan wajah,badan dan hatinya serta fikirannya juga hadir, maka akan mempermudah untuk memahami nasehatnya dan sesuai dengan perintah yang harus dia lakukan.”
Al ‘Aini rahimahullah juga berkata:”Hikmah mereka memandang kepada khatib adalah agar mereka fokus untuk mendengar nasehatnya, merenungi pembicaraannya dan tidak sibuk dengan yang lainnya
Pelajaran Penting
- Anjuran untuk menjadi pendengar yang baik terutama saat khutbah jum’ah
- Diantara bentuk akhlaq yang mulia adalah menjadi pendengar yang baik
- Untuk menjadi pendengar yang baik hendaknya melakukan adab-adab berikut;
- Diam
- Tidak memotong pembicaraan
- Tidak merasa lebih tahu
- Mengahadapkan wajah
Tag:Adab