Mulianya Ilmu Syar’i
‘Atha’ bin Abi Rabah adalah seorang budak dari seorang wanita yang berasal dari Mekkah; kulitnya hitam, buta sebelah – beberapa saat kemudian buta keseluruhan –, hidungnya pesek, sebagian tubuhnya lumpuh, dan berjalan pincang.
Suatu ketika Sulaiman bin ‘Abdul Malik – Amirul mukminin – mendatanginya (‘Atha’) bersama dengan kedua anaknya, mereka pun duduk sambil menunggunya menyelesaikan shalat. Setelah selesai dari shalatnya, dia pun mendatangi mereka dan mereka mulai bertanya kepadanya seputar manasik haji tanpa henti, akhirnya beliau pun membalikkan lehernya. Kemudian Sulaiman berkata kepada kedua anaknya: “Berdirilah”, mereka pun berdiri, kemudian ia berkata: “Wahai kedua anakku, janganlah kalian lalai dari menuntut ilmu agama; karena sesungguhnya aku tidak akan melupakan betapa rendahnya kita di hadapan budak yang hitam ini.” [1]
[1] Tarikh Dimasyq, karya Ibnu ‘Asakir (40/375).