Pengundang dan Pelindung Datangnya Wabah dan Bencana
Berdasarkan pada kisah-kisah nyata yang disebutkan oleh Al Qur’an. Diantaranya, Iblis dilaknat oleh Allah Ta’ala sampai hari kiamat (QS. Al A’rof 11 – 18), Nabi Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari surga (Qs. Al A’rof 18 – 22), kaumnya nabi Nuh ‘alaihissalam ditenggelamkan dengan banjir yang dahsyat (QS. Al Ankabut 14) , kaumnya nabi Luth a’laihissalam bumi yang mereka tempati dibalik dan dihujani dengan tanah-tanah yang sangat panas (QS. Al Ankabut 28-35), kaumnya Nabi Syu’aib mati bergelimpangan dengan sekali suara yang menggelegar (Qs. Al Ankabut 36-37), semua bencana itu menimpa pada mereka tidak lain sebabnya adalah karena dosa yang mereka lakukan
Dan masih banyak lagi kisah-kisah yang menyebutkan tentang akibat buruk bagi pelaku dosa . Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sesungguhnya keburukan akan memberi noda hitam dalam hati, kegelapan pada wajah, mempersempit jalan rezeki, melemahkan badan dan menjadi bibit kebencian di hati para makhluq.”
“Tidaklah bencana menimpa kecuali karena dosa” , begitulah yang disampaikan oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah. Tentunya apa yang beliau sampaikan tidak sekedar perkataan yang tanpa dasar. Karena kalau kita cermati beberapa firman Allah Ta’ala dan sabda RasulNya, apa yang disampaikan oleh Ibnul Qayyim tersebut sangat tepat. Diantara ayat dan hadits tersebut adalah;
“ Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An Nahl 112)
Allah Ta’ala juga berfirman
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”(QS. Ar Ruum 41)
Firman Allah Ta’ala juga;
”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syuro 30)
Rasululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika timbul maksiat pada umatku, maka Alloh akan menyebarkan adzab kepada mereka.” (HR. Ahmad. Sanadnya terpercaya)
- Dosa – Dosa Pembawa Bencana dan Petaka
Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam sebenarnya sejak empat belas abad yang silam telah memberikan informasi kepada kita tentang beberapa amalan yang bisa menjadi sebab datangnya bencana dan petaka. Diantaranya;
- Merebaknya perbuatan zina
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي
لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ ا لَّذِينَ مَضَوْا
“Tidaklah merebak perbutaan zina dalam sesuatu kaum, sehingga mereka melakukannya secara terang-terangan melainkan akan merebak juga penyakit tha’un dan wabah penyakit yang belum pernah terjadi pada masa manusia terdahulu.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
- Mengurangi Takaran Dan Timbangan (Curang Dalam Jual Beli)
وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ
“Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan melainkan mereka dihukum dengan paceklik yang panjang, kesempitan hidup dan kezaliman penguasa.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
- Tidak Membayar zakat
وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا
“Tidaklah mereka menahan harta mereka dari mengeluarkan zakat melainkan hujan ditahan dari langit dari mereka sehingga kalau bukan karena binatang ternak, pasti mereka tidak mendapat hujan.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan Syaikh Al Albani )
- Melanggar Perjanjian Dengan Alloh Ta’ala
وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ
“Tidaklah mereka membatalkan perjanjian Allah dan perjanjian rasul-Nya, melainkan Allah menjadikan musuh dari kalangan orang luar menguasai mereka dan merampas sebagian hak mereka” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
- Tidak Berhukum Dengan Hukum Alloh Ta’la
وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
“Tidaklah pemerintah-pemerintah di kalangan mereka memerintah tanpa berpegang kepada kitab Allah dan memilih-milih dalam melaksanakan perkara yang telah diturunkan oleh Allah, melainkan Allah menjadikan kehancuran mereka berlaku karena permusuhan sesama mereka.” (HR. Ibnu Majah. Dishahihkan Syaikh Al Albani
- Minum minuman yang haram, mengundang biduan dan membunyikan musik
“Kelak akan terjadi pada umat ini (tiga hal) : (mereka) ditenggelamkan (kedalam bumi), dihujani batu, dan diubah bentuk mereka, yaitu jika mereka minum arak, mengundang biduanita-biduanita (untuk menyanyi) dan menabuh (membunyikan) musik.” (HR. Ibnu Abi Dunya dan At Tirmidzi )
- Lima Amalan Pelindung Dari Bencana
Di dalam Al Qur’an dan Hadits telah disebutkan bahwasannya diantara penyebab datangnya bencana dan petaka adalah dosa. Maka, tentunya juga ada ayat dan hadits yang menjelaskan tentang amalan yang bisa menghindarkan dari bencana dan petaka. Diantara amalan-amalan tersebut adalah
- Bertaubat dan Memperbanyak Istighfar
Semua manusia bisa dipastikan telah berbuat dosa, namun Allah Ta’al menyebutkan bahwasannya Dia adalah Dzat yang Maha Pengampun. Untuk itu apada saat kita berbuat dosa segera mungkin kita beratubat dan beristighfar agar dosa yang kita lakukan segera diampuni oleh Allah Ta’ala sehingga tidak menjadi sebab datangnya bencana. Allah Ta’ala menyebutkan dalam firmanNya bahwasannya Dia tidak akan mengadzab hambanya selama mereka masih beristighfar. Allah Ta’ala berfirman
وَما كانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Dan tidaklah Alloh mengadzab mereka selama mereka senantiasa beristighfar “(QS. Al Anfal 33)
Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata:
وَمَا نَزَلَ بَلَاءٌ قَطُّ إلَّا بِذَنْبٍ وَلَا رُفِعَ إلَّا بِتَوْبَةٍ
“Tidaklah suatu bala’ turun melainkan karena dosa, dan tidaklah bala’ tersebut akan diangkat melainkan dengan taubat.”
Imam Al Qurthubi rahimahulla juga berkata:
وَالِاسْتِغْفَارُ وَإِنْ وَقَعَ مِنَ الْفُجَّارِ يُدْفَعُ بِهِ ضَرْبٌ مِنَ الشُّرُورِ وَالْأَضْرَارِ
“Istigfar jika dipanjatkan oleh orang-orang bejat (sekalipun), bisa menolak terjadinya hal-hal yang buruk dan mampu menepis berbagai kemudaratan
- Menegakkan Tauhid dan menjauhi syirik
Syirik atau menyekutukan Allah Ta’ala merupakan dosa yang paling besar. Sehingga tentunya pengaruh buruknya juga dahsyat. Bahkan disebutkan dalam Al qur’an tak terampuni apabila sampai akhir hidupnya belum bertaubat. Dan dosa inipun berpengaruh buruk pada saat di dunia. Allah Ta’ala berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. (Syaratnya) mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun…” (QS. an-Nur: 55)
- Menghidupkan sunah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
Keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditengah-tengah sebuah masyarakat menyebabkan Allah Ta’ala tidak menurunkan adzabnya kepada mereka. Meskipun mereka memusuhi Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan ingin membunuhnya. Alloh Ta’ala berfirman,
وَما كانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ
“Dan tidaklah Allah akan mengadzab mereka (orang-orang kafir di Mekah) sementara engkau (Wahai Muhammad) masih berada di tengah-tengah mereka,” (QS. Al-Anfal: 33)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengomentari ayat sebelumnya yakni ayat ke 32 tersebut dengan ucapannya yang indah:
إذَا كَانَ وُجُودُ بَدَنِهِ وَذَاتِهِ فِيهِمْ دَفَعَ عَنْهُمْ الْعَذَابَ وَهُمْ أَعْدَاؤُهُ، فَكَيْفَ وُجُودُ سِرِّهِ وَالْإِيمَانِ بِهِ وَمَحَبَّتِهِ وَوُجُودُ مَا جَاءَ بِهِ إذَا كَان فِي قَوْمٍ أَوْ كَانَ فِي شَخْصٍ؟، أَفَلَيْسَ دَفْعُهُ الْعَذَابَ عَنْهُمْ بِطَرِيقِ الْأَوْلَى وَالْأَحْرَى؟
“Jika keberadaan Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam secara fisik di tengah-tengah mereka (kafir Mekah) mampu mencegah turunnya adzab atas mereka, padahal mereka adalah musuh-musuh beliau , maka bagaimana kiranya jika keberadaan beliau pada diri seseorang atau pada suatu kaum, terwujud dalam bentuk cinta dan iman kepada beliau, serta dalam bentuk tegaknya apa yang beliau bawa (berupa sunah)? Bukankah yang demikian ini lebih utama dan lebih pantas untuk terhindar dari adzab?”
Untuk itu cegah bencana dan petaka menimpa dengan menghidupkan sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam. baik yang ringan maupun yang terasa berat.
- Berbuat baik dan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar (memerintahkan yang baik dan mencegah yang buruk)
jika sebuah dosa berpengaruh buruk dalam kehidupan tentunya sebuah kebaikan akan berpengaruh baik. Untuk itu laksanakan kebaikan dan ajak yang lainnya juga melakukannya. Sehingga kebaikan yang dilakukan akan semakin banyak dan tentunya akan berpengaruh baik dalam sebuah kehidupan. Dan allah Ta’ala telah berjanji tidak akan menimpakan adzabnya kepada orang-orang yang berbuat baik dan mengajak kepada kebaikan. Sebagaimana dalam firmanNya;
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan dan perbaikan.” (QS. Huud: 117)
- Berdoa
Senjata bagi orang mukmin dalam mengahadapi sesuatu yang menyusahkannya adalah doa. Jangan sampai manusia sombong dengan tidak mau berdoa kepada Allah Ta’ala. Karena doa sangat berpengaruh dalam kehidupannya. Bahkan disebutkan doa bisa sebagai tameng dari bencana dan petaka.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
“Doa termasuk obat yang paling mujarab. Ia adalah musuh bagi bencana, ia menolaknya, memperbaiki dampak buruknya, mencegah turunnya, mengangkatnya atau meringankannya jika ia telah turun dan ia merupakan senjata orang mukmin.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita semua untuk melaksanakannya sehingga kita semua terhindar dari segala wabah, bencana dan petaka baik di dunia maupun di akherat. Amin ya rabbal ‘alamin