YAUMUL AKHIR (2)
Perbedaan Antara Orang Beriman kepada Yaumul Akhir dan Orang yang Mengingkarinya
Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak mengimani akan adanya Yaumul Akhir, maka mereka akan mudah melanggar aturan, menuruti hawa nafsu dan berbagai kemungkaran. Mereka hidup tanpa aturan. Tidak peduli akan hak orang lain. Tidak menghargai diri sendiri, apalagi menghargai orang lain. Mereka tidak mempercayai hari pembalasan. Dalam benak mereka hanya fokus untuk bersenang-senang dan berfoya-foya, tak ubahnya seperti cara hidup hewan.
“Dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. Dan jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad : 12)
Bagi orang-orang kafir, hidup di dunia adalah lahan untuk bersenang-senang. Bila obsesi ini belum tercapai, maka akan muncul penyesalan yang mendalam dan kesedihan yang memuncak. Sebab, mereka tidak mempercayai akan adanya hari pembangkitan. Mereka tidak percaya bahwa setelah kehidupan dunia ini ada kehidupan lagi.
“Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan dibangkitkan.” (QS. Al-An’am : 29)
Maka, saat penghamba dunia mengalami kegagalan, musibah sekecil apapun, maka mereka akan putus asa dan berontak. Seakan-akan itu akhir dari segalanya.
Berbeda dengan orang beriman. Orang beriman memandang bahwa dunia adalah negeri ujian, sedangkan akhirat adalah negeri pembalasan. Bagi orang beriman, hidup di dunia memiliki batas tertentu. Bila waktunya habis, maka tidak dapat dimundurkan atau dimajukan barang sedetik pun. Fakta inilah yang telah Allah Ta’ala sampaikan kepada Nabi Adam ‘alaihis salam sejak pertama kali diturunkan ke bumi. Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa bumi bukanlah tempat abadi, namun hanya tempat sementara saja.
“Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan”. Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” (QS. Al-Baqarah : 24-25)
Bagi orang beriman, menjalani hidup dunia ini butuh kesabaran dan pengharapan pahala dari Allah Ta’ala. Karena mereka yakin, bahwa hidup di dunia tidak lepas dari ujian dari musibah. Sisi lain, mereka akan mudah berani berkurban untuk kebaikan kehidupan akhirat. Mereka akan mudah bersedekah. Mereka akan ringan tangan menolong sesama. Mereka akan sami’na wa atha’na saat ada seruan jihad untuk menegakkan agama Allah Ta’ala. Di antara salah satu foktor yang mendasarinya adalah keimanan mereka kepada Yaumul Akhir.
Manfaat Beriman kepada Yaumul Akhir
- Beriman kepada hari akhir akan menjadikan hati tidak terpaut dengan dunia. Sebab, orang yang beriman kepada hari akhir tahu betul bahwa kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal daripada kehidupan dunia.
- Mengingat Yaumul Akhir dapat membersihkan hati dari iri dengki, perpecahan, dan perselisihan.
- Beriman kepada Yaumul Akhir dapat menjadi ancaman bagi orang-orang zhalim. Sebab, sekecil apapun kezhaliman yang dilakukan, akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Ta’ala. Dan, orang terzhalimi akan mendapatkan haknya kelak di Yaumul Akhir.
- Beriman kepada Yaumul akhir menjadi pelipur lara bagi orang-orang lemah dan terzhalimi. Sebab, mereka senantiasa menunggu janji Allah yang disiapkan bagi orang-orang yang sabar dalam menjalani kehidupan dunia ini.
- Bagi seorang muslim, beriman kepada Yaumul Akhir menjadikannya memiliki cita-cita mulia dan harapan tinggi kepada Allah, yaitu masuk surga. Berbeda dengan orang-orang yang tidak beriman kepada Yaumul Akhir, hidup mereka hampa tanpa cita-cita jangka panjang. Seolah-olah visi hidup mereka gersang.
- Beriman kepada Yaumul akhir ibarat obat bagi orang-orang yang lalai dan bermaksiat agar mereka kembali kepada jalan yang benar.