YAUMUL AKHIR
Apakah Yaumul Akhir Itu?
Ya, kita seringkali mendengar atau membaca istilah Yaumul Akhir (Hari Akhir). Di dalam syariat Islam, tentu istilah ini mengandung makna yang mendalam, karena sering kali istilah ini bersanding dengan konsep keimanan kita kepada Allah Ta’ala. Sehingga, sebagai seorang muslim, kita dituntut untuk mengilmui konsep dasar terkait Yaumul Akhir. Di sisi lain, konsep keimanan kepada Yaumul Akhir adalah salah satu unsur pokok dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagai dasar pemahaman, selayaknya kita mengetahui apa makna dari Yaumul Akhir itu? Para ulama telah menjabarkan kandungan makna dari istilah Yaumul Akhir ini. Penyebutan Yaumul Akhir tidak lepas dari dua kandungan makna; Pertama, hancurnya alam semesta dan berakhirnya kehidupan dunia secara totalitas. Kedua, datangnya kehidupan akhirat dan dimulainya kehidupan tersebut. Artinya, kehidupan pertama (yaitu kehidupan dunia) akan berakhir dan datanglah kehidupan yang terakhir (yaitu kehidupan akhirat), sebab tidak ada lagi kehidupan setelah kehidupan akhirat.
Kewajiban Beriman kepada Yaumul Akhir
Sebagai seorang muslim, kita berkewajiban untuk beriman kepada Yaumul Akhir. Lantas, bagaimana caranya kita beriman kepada Yaumul Akhir? Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi rahimahullah telah menjabarkan metode beriman kepada Yaumul Akhir ini dalam kitab beliau, ‘Aqidah Al-Mu’min, bahwa iman kepada Yaumul Akhir adalah percaya secara mantab terhadap perubahan luar biasa yang terjadi alam semesta ini. Yaitu, berakhirnya kehidupan dunia ini secara totalitas dan dimulainya kehidupan yang lain, yaitu kehidupan akhirat.
Sehingga, beriman kepada Yaumul AKhir tidak semata-mata sebuah kewajiban bagi setiap muslim, tapi beriman kepada Yaumul Akhir merupakan salah satu rukun iman yang dibangun di atasnya akidah seorang mukmin. Tidak sempurna akidah seorang muslim tanpa beriman kepada Yaumul Akhir. Allah Ta’ala berfirman :
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 177)
Beriman pada Yaumul Akhir adalah Pokok Keimanan
Dalam banyak ayat dan hadits nabawi terdapat perintah untuk beriman kepada Yaumul Akhir. Dan, rata-rata perintah beriman kepada Yaumul Akhir itu disandingkan dengan perintah beriman kepada Allah Ta’ala. Ini menunjukkan bahwa perintah untuk beriman kepada Allah Ta’ala dan Yaumul Akhir merupakan pondasi dan pokok keimanan seseorang.
Kwalitas keimanan kepada Allah dan Yaumul Akhir sangat berpengaruh kepada kwalitas diri seseorang. Tanpa keimanan kepada Allah dan Yaumul Akhir, manusia tidak bernilai sama sekali, baik untuk dirinya maupun orang lain. Seseorang tanpa keimanan kepada Allah dan Yaumul Akhir, akan menjadikan orang lain tidak merasa aman atas keberadaannya.
Yaumul Akhir adalah Perkara Ghaib
Segala kejadian yang bakal terjadi di Yaumul Akhir adalah perkara ghaib bagi manusia. Dan, perlu diingat bahwa beriman kepada perkara ghaib merupakan salah satu sifat orang bertakwa. Allah Ta’ala berfirman, “Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah : 1-3).
Artinya, keimanan kita kepada Yaumul Akhir merupakan salah satu bentuk pembenaran kita terhadap apa yang telah disampaikan oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya. Dan, di balik keimanan itu terkandung kebahagiaan dunia akhirat.
Bersambung….